Jasa mitra konstruksi menjadi bagian penting yang tak pernah lepas dari pembangunan suatu infrastruktur. Mereka menyediakan berbagai layanan Mitra Konstruksi yang dapat membuat proyek berjalan dengan lancar. Salah satu layanan Mitra Konstruksi yang biasanya dapat mereka hadirkan adalah terkait dengan masalah desain. Yuk simak langkah desain yang biasa dilakukan oleh mitra konstruksi disini.
Mengenal Fungsi Desain dan Arsitek Oleh Mitra Konstruksi
Saat membahas desain, sudah pasti erat kaitannya dengan seorang arsitek. Desain bangunan yang unik dan megah merupakan bentuk karya seorang arsitek yang merancangnya. Memilih arsitek pun tidak bisa sembarangan. Nama besar mereka juga bukan merupakan jaminan bahwa kinerjanya akan sesuai dengan keinginan pemilik bangunan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini banyak terlahir arsitek arsitek muda. Pemikiran yang lebih modern diharapkan dapat membawa angin segar pada pembuatan sebuah desain bangunan. Pemikiran yang bebas dan tanpa batas tampaknya menjadi salah satu karakter para arsitek baru. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri apabila arsitek berpengalaman tidak kalah saing.
Berbagai pilihan desain yang akan dikembangkan harus sesuai dengan keinginan pemilik. Oleh karena itu terdapat banyak tahapan yang harus diperhatikan sebelum subuh desain dilaksanakan dalam wujud pembangunan. Proses pengerjaan itu sebenarnya hanya bagian kecil dalam pelaksanaan pembangunan karena semua patokannya ada dalam desain yang telah dibuat.
Sangat disayangkan apabila desain yang dirancang tidak berpatokan pada tujuan dan fungsi bangunan. Oleh karena itu, arsitek harus melakukan berbagai tahapan penting dalam pembangunan sebuah desain. Langkah ini menjadi wujud tanggung jawab mereka sebagai salah satu konstruksi. Tahapan tersebut menjadi dasar terbentuknya sebuah sketsa yang rinci.
Tahapan Pengerjaan Sebuah Desain Bangunan Dari Jasa Mitra Konstruksi
1. Pembahasan Detail Bersama Klien
Klien merupakan pihak utama yang menjadi titik pusat pembangunan. Semua hal yang akan dikerjakan harus sesuai dengan keinginannya. Jangan sampai pembangunan yang dilaksanakan melenceng dari keinginan pemilik proyek. Oleh karena itu, sangat penting bagi anda untuk memilih arsitek yang dapat mengakomodasi setiap keinginan dengan baik.
Pertemuan pertama antara klien dan arsitek biasanya dimulai dengan pemberian informasi penting terkait dengan proyek yang akan dilakukan. Berangkat dari informasi tersebut, berbagai ide lain akan dikembangkan. Beberapa informasi yang disampaikan saat pertemuan adalah terkait dengan tujuan pendirian bangunan dan luas tanah.
Selain itu, klien dapat memberikan penjelasan terkait dengan jumlah ruangan dan konsep bangunan yang akan dibuat. Dengan begitu arsitek akan memperkirakan kesanggupannya dalam mewujudkan desain terbaik untuk kliennya. Pertemuan pertama sangatlah penting karena terdapat banyak informasi teknis yang akan dibahas.
2. Survey Lokasi
Bangunan didirikan di sebuah lahan yang kemudian disebut dengan lokasi. Lokasi pembangunan menjadi titik awal berangkatnya ide yang akan dikembangkan oleh arsitek. Dari tempat tersebut, berbagai informasi mulai dari kondisi lingkungan, luas tanah, hingga penunjang lainnya dapat ditemukan. Arsitek sebagai mitra konstruksi sangat membutuhkan informasi tersebut.
Survey yang dilakukan oleh arsitek tidak bisa hanya dilakukan satu kali. Berbagai komponen harus diperhitungkan dengan cermat. Jangan sampai terjadi kesalahan di awal karena akan berimbas besar pada pelaksanaan proyek. Kesalahan desain akan membuat proses pembangunan menjadi sulit dan terhambat.
Pembangunan yang baik dilakukan sesuai dengan kondisi real di lapangan. Jangan sampai arsitek tidak memahami bagaimana seluk beluk dan kondisi lokasi dengan pasti. Biasanya, setelah pertemuan pertama arsitek akan memulai untuk melihat bagaimana kondisi lapangan dan apakah memungkinkan untuk dibangun proyek sesuai dengan keinginan klien.
3. Pembuatan Kontrak Kerja
Setelah melakukan pertemuan pertama dan mampir ke lokasi proyek, pembahasan selanjutnya yang akan dilakukan antara owner dan arsitek adalah kontrak kerja. Kontrak menjadi bentuk kesepakatan yang sah antara arsitek dan pemilik bangunan. Beberapa hal yang harus dibahas didalamnya adalah terkait dengan masalah pembiayaan dan komitmen kedua belah pihak.
Apabila kontrak sudah ditandatangani, artinya arsitek harus melakukan proses pembangunan desain yang sesuai dengan permintaan konsumen. Tentu mereka juga harus mempertimbangkan beberapa hal yang mungkin belum diketahui oleh pemilik bangunan. Arsitek wajib menjelaskannya kepada anda agar tidak terjadi kesalahan.
Lantas apa yang harus dipertimbangkan mitra konstruksi sebelum tandatangan kontrak? Tentu banyak komponen yang harus dicermati terkait dengan masalah tersebut. Kontrak sifatnya mengikat sehingga apabila ada salah satu pihak yang melalaikan kewajibannya, akan dikenakan sanksi sesuai dengan komitmen yang telah dibuat.
Salah satu hal yang harus disepakati antara pemilik bangunan dan arsitek adalah terkait dengan masalah selesainya penggambaran sketsa. Deadline ini sangat penting karena mempengaruhi waktu yang dibutuhkan saat proses pembangunan. Terlebih jika proyek tersebut besar dan urgent, pastinya pengerjaan memiliki batas waktu yang ketat.
4. Membuat Desain Pra Rencana
Arsitek dan pemilik bangunan harus membangun komunikasi yang lancar demi terbentuknya sebuah desain terbaik. Pemilik bangunan harus dapat mengekspresikan idenya agar pihak arsitek dapat mengetahui dengan detail bagaimana keinginan owner. Dibutuhkan banyak diskusi hingga akhirnya desain final bisa terselesaikan.
Desain pra rencana biasanya menitikberatkan pada ide dan gagasan awal tanpa mempertimbangkan hal lain yang sifatnya teknis. Barulah dari sini nantinya akan dilakukan penyesuaian terhadap kondisi yang ada di lapangan. Pada langkah ini, arsitek menjelaskan kepada owner dibantu dengan sebuah gambaran berupa layout sederhana.
Anda harus memberikan perhatian penuh saat berdiskusi dengan arsitek selaku mitra konstruksi. Jangan sampai hal hal penting yang seharusnya anda ketahui terlewat begitu saja. Bawalah kertas catatan agar anda bisa mengerti apa yang dijelaskan oleh arsitek. Saat ada yang tidak sesuai, langsung saja kemukakan saat itu juga agar bisa segera diatasi.
5. Membuat Gambar Kerja
Setelah anda bersama dengan arsitek telah membahas rancangan awal, sekarang waktunya bagi mereka untuk mengembangkan ide yang telah dipaparkan sebelumnya. Pada tahapan ini arsitek akan membuat gambar kerja atau yang dikenal dengan nama Shop drawing. Gambar yang akan diberikan jauh lebih rinci dibandingkan pada tahap pra rencana.
Pada sebuah gambar kerja, desain yang akan diberikan oleh arsitek sudah dalam keadaan fix dan tidak ada perubahan lagi. Bahkan gambar yang dibuat sudah dilengkapi keterangan terkait dengan ukuran dan detail kecil bangunan yang akan dibangun. Oleh karena itu, pengubahan akan lebih sulit dilakukan karena informasi di dalamnya sudah sangat kompleks.
Gambar kerja yang baik memuat berbagai informasi terkait dengan proses pembangunan secara lengkap. Mulai dari instalasi listrik, air, plafon, dan keterangan lainnya telah tercantum di dalam desain tersebut. Keterangan inilah yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam bentuk proyek pembangunan di lapang oleh mitra konstruksi yang bertugas selanjutnya.
Membangun sebuah proyek harus penuh dengan kehati hatian. Mulai dari desain hingga pelaksanaannya harus dilakukan dengan baik dan sempurna. Bahkan di tahapan awal sudah harus dibantu dengan arsitek handal agar sketsa bisa dibuat dengan baik. Anda sebagai pemilik bangunan juga jangan lupa untuk memperhatikan setiap detailnya dengan cermat dan teliti.